Kamis, 28 Juli 2022

Gender Equality in Islam

 


Kaum laki-laki dan perempuan beriman sama saja tugasnya dalam amal ma’ruf dan nahi munkar. Sebagaimana dalam (Q.S At-Taubah:71-72),menjelaskan tentang jaminan dan kedudukan yang sama di hadapan Allah diantara mukmin laki-laki dan mukmin perempuan.  Laki-laki dan perempuan sama-sama memikul kewajiban dan sama-sama mmendapat hak yang sama. Lebih jelas lagi bahwa dalam kehidupan moderen beberapa hal bukan saja laki-laki yang menjadi pemimpin  tetapi perempuan juga memiliki andil dalam kepemimpinan.

Laki-laki dan perempuan memiliki tugas yang berat, yaitu dalam meneggakan agama (amal ma’ruf). Meneggakan kebenaran dan keadilan, mengokohkan ahlak yang tinggi dalam pembangunan masyarakat. Demikian juga dengan Nahi Munkar, laki-laki dan  perempuan memiliki tugas yang sama untuk menceggah kemungkaran yang bisa menjatuhkan mutu masyarakat dan merusak ahlak, mengacaukan ketentraman yang telah diteggakan.

Laki-laki dan Perempuan memiliki tugas yang sama dalam menjalankan sholat dan  mengeluarkan zakat. Selain itu perempuan juga berpuasa seperti halnya laki-laki, dan wajib berhaji seperti laki-laki. Baik didalam rumah tangga maupun dalam masyarakat umumnya.

Laki-laki dan perempuan saling melengkapi, seperti halnya, dibalik laki-laki yang sukses ada perempuan hebat di belakangnya. Bahwa suksesnya seorang laki-laki karena di dalam perjuangannya mencapai kesuksesan ada peran besar seorang perempuan, yang mendukung dan mendorong laki-laki untuk terus berjuang sampai pada titik kesuksesan. Sebagaimana dijelaskan dalam (QS al-Baqarah: 187), (Para istri) mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka.

Disini dapat dipahami  sebuah perkataan yang terkenal, bahwasanya perempuan adalah tiang negara. Jika perempuannya baik, baiklah suatu negara, dan jika perempuannya rusak, maka rusaklah suatu negara. Perempuan adalah tiang, dan biasanya tiang rumah tidak terlalu kelihatan. Jika rumah sudah miring, periksalah tiangnya.

Laki-laki dan perempuan akan menjadi penolong untuk sebagian lainnya, saling menjaga, saling membela dan saling menyemangati.  

                                                         L.R.H

 

Perempuan dalam Perspektif Islam

 

Perempuan merupakan manusia yang sangat terhormat dalam Islam. Jauh sebelum di Barat ada gerakan persamaan hak anatara Laki-laki dan Perempuan, Islam sudah menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama.  Hal ini sesuai dengan al Quran surah Al Baqarah ayat 228 dan an Nahl ayat 97.

Dalam sejarahnya, bisa dikatakan bahwa Islam lah yang membebaskan dan  mengangkat  perempuan dari penindasan dan keterpurukan. Sebelum Islam datang Arab telah dikungkung dengan tradisi Jahiliyah. Pada masa Jahiliyah  perempuan dianggap sebagai malapetaka dan dikubur hidup-hidup. Perempuan hanya bernilai sebagai budak dan pemuas kelamin lelaki. Selain daripada itu Perempuan tidak diberi warisan, karena harta warisan hanya diperuntukan untuk kaum lelaki saja. Dengan datangnya Islam merupakan kabar gembira bagi perempua karena marwah dan harkat martabat perempuan dimuliakan.

A.    Perempuan sebagai Mitra Hidup Laki-laki

Jauh bertentangan dengan masyarakat Jahiliyah yang menjadikan perempuan sebagai  budaknya laki-laki, sedangkan Islam menjadikan perempuan sebagai mitra yang sejajar dengan laki-laki. Sebagai mitra yang sejajar artinya kedua mahluk tersebut saling membutuhkan antar satu sama lainya. Seandaiya Allah hanya menciptakan satu golongan dari laki-laki maka tidak akan berkelanjutan kehidupan di muka Bumi ini karena reproduksinya akan terhambat. Itu artinya Allah menciptakan laki-laki dan Perempuan sebagai usaha untuk saling mengisi, sehingga perbedaan laki-laki dan perempuan hanya soal jenis kelamin, bukan soal nilai. Secara nilai baik laki-laki dan  perempuan sama dimata Tuhan. Allah sendiri yang mengatakan dalam firman-Nya;

“ Dan diantara tanda-tanda kekuasaaNya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istrimu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikan diantaramu rasa Kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir ” (QS Ar Rum:21)

Kesejajaran laki-laki dan Perempuan yang paling sederhana dapat dilihat dalam kehidupan rumah tangga, dimana rumah tangga tidak mungkin dilakukan sendiri tanpa pasanganya. Tidak mungkin seorang suami melakukan semua pekerjaan rumah tangga mulai dari mencuci piring, masak, memandikan anak, dan bekerja dst, begitu pula seorang istri tidak mungkin melakukan semua pekerjaan tersebut tanpa adanya tanggungjawab ataupun peran suami dalam rumah tangga. Sebagai mitra yang sejajar anatara laki-laki dan perempuan harus bisa memainkan peran yang sama dalam upaya membangun keharmonisan rumah tangga. (Mahmudah, 13/10/2016). Atas dasar itu Islam tidak mengenal diskriminasi anatara laki-laki dan perempuan, semuanya sam dihadapan Allah, kalau ada perbedaan antara keduanya, maka itu terletak pada jenis kelamin, fisik dan tugas-tugas yang berdasarkan jenis kelamin tersebut. Sebagai sama-sama hamba Allah, perempuan sama seperti halnya laki-laki, dirinya juga memiliki kewajiban  mengajak manusia pada keimanan, Salat, Puasa, Zakat, Haji, Menuntut Ilmu,  dan perbuatan baik lainya sebagimana yang diajarkan oleh agama.  Hanya Islam agama yang benar dan yang diridhai  Allah Swt. Sebagaimana firmaNya;

“Sesungguhnya agama yang diridhai (benar) disisi Allah hanyalah Islam”

(QS Ali Imran:19)

Dalam konteks keluarga, baik laki-laki dan perempuan mempunya hak dan kewajiban, sebagai anggota keluarga seorang perempuan mempunyai kewajiban untuk  taat dan berbakti kepada kedua orangtua, taat kepada suaminya,  menjaga anak-anak, menjaga harta suaminya dst.

                                                                   L.R.H