Pada zaman modern saat ini, perkembangan mengenai informasi dan hal-hal
menarik dari dunia luar telah berkembang dan tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Menyikapi fenomena tersebut, banyak di lingkungan kita sendiri belum
tahu adanya penyebaran informasi terkait LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual,
Transgender) yang telah menyebar ke seluruh wilayah dan masyarakat. Bahkan di
Indonesia pun sudah banyak individu yang ikut ke dalam kelompok LGBT.
Mengapa Bisa LGBT?
Maraknya kelompok LGBT didasarkan pada kelainan orientasi seksual dan
perilaku. Masyarakat Indonesia masih sangat tabu dalam wacana LGBT. Kognisi
masyarakat masih kental dengan nilai-nilai norma agama dan ideologi bangsa
menganggap perilaku LGBT sangat tidak pantas dan tidak sesuai dengan kehidupan
masyarakat di Indonesia.
Perilaku LGBT lebih banyak dipandang sebagai gejala kelainan psikis
daripada sebuah “keistimewaan” sejak lahir. Lantas, mengapa beberapa individu
terjerumus kedalam kelompok LGBT? Penulis menilai ada tiga faktor penyebab
utama seseorang bisa masuk ke lingkup LGBT:
Pertama, pengaruh
lingkungan. Lingkungan sekitar bisa menjadi pemicu munculnya sikap kelainan
pada orientasi seksual. Adanya pergaulan yang salah membuat seseorang lupa akan
jati dirinya.
Terkadang seorang teman yang diketahui LGBT bisa mempengaruhi teman akrab
lainnya untuk berperilaku yang sama. Lingkungan lain yaitu keluarga, Keluarga
menjadi awal mulanya pembentukan karakter seorang anak. Jika seseorang
mengalami pengalaman buruk dari lingkungan keluarga, bisa menjadikan dirinya seorang
LGBT.
Adapun contoh, seorang anak perempuan mendapatkan perlakuan kasar dari
lelaki yang ada di rumahnya atau ia melihat ayahnya berselingkuh dengan wanita
lain sehingga membuat anak perempuan tersebut akan merasa benci terhadap semua
lelaki dan menimbulkan perilaku LGBT.
Keharmonisan dalam keluarga sangatlah penting dalam pembentukan karakter seseorang
hingga menuju dewasa. Pengajaran tentang nilai, norma, dan agama menjadi sangat
penting dalam kehidupan keluarga untuk pengajaran tiap anak dalam bertumbuh.
Kedua, pengaruh
genetik. Adanya perilaku LGBT dari dalam diri bisa muncul karena genetik atau
keturunan. Di dalam tubuh seseorang memiliki kromosom lebih yang tidak sesuai
dengan gendernya. Misalnya seorang perempuan memiliki perilaku menyerupai
seorang lelaki.
Ketiga, pengaruh
traumatis. Seseorang yang merasakan pengalaman buruk di masa lalu akan terus mengingat
dan melekat di dalam hati dan pikirannya, sehingga membuat dirinya menjauhi
segala penyebabnya.
Misal seorang perempuan yang mengalami pelecehan seksual akan selalu merasa
terancam terhadap laki-laki dan tidak ingin memiliki hubungan dengan lelaki. Meski
perilaku menyimpang tersebut jarang sekali dibahas di masyarakat, namun sikap
dan perilaku kelainan ini dapat diubah dengan adanya bantuan dari seluruh
pihak. Kita sebagai manusia “normal” harus memiliki peran dan ikut mengubah
penyimpangan dengan sebaik-baiknya.
Bagaimana Cara Menyikapi
Teman yang LGBT?
Mari bersama kita memikirkan dengan tenang cara menanggapi teman atau
keluarga yang mengalami perilaku menyimpang tersebut. Pertama, pendekatan
persuasif secara emosional. Menghadapi orang-orang yang terjerumus dalam LGBT
perlu disikapi dengan baik dan tidak menggunakan kekerasan.
Cara kasar tidak akan mengubah sikap seseorang, bisa jadi sebaliknya.
Pendekatan kita sebagai teman dalam hal emosional sangat penting untuk
menumbuhkan rasa percaya diri dari teman LGBT. Mereka akan menganggap kita
sebagai pribadi yang dapat bersama dalam “keistimewaan” yang dialaminya,
sehingga teman LGBT dapat menerima perkataan baik dan ajakan baik yang membantu
mereka.
Kedua, bertukar
pikiran dan saling berbagi cerita. Kesabaran dalam menghadapi teman yang
memiliki “keistimewaan” perlu diterapkan dalam melaksanakan pendekatan. Jika
kita dapat diterima oleh teman kita yang LGBT, maka kita harus perlahan
memberikan pemikiran kita mengenai dampak dari LGBT tersebut ke teman kita.
Melalui cerita atau curhat colongan (curcol) bisa membangun koneksi kita
lebih baik dengan teman kita yang LGBT. Gunakan bahasa yang santai namun tidak
menyinggung teman ketika berbicara mengenai permasalahannya.
Sampaikan informasi mengenai ajaran-ajaran agama, norma, nilai kehidupan,
dan pandangan yang positif dengan cara yang halus dan lembut lalu ajak ubah
pola perilaku teman kita.
Bagaimana Kalau Tetap Tidak Mau berubah?
Teman-teman semua tetap tidak bisa memberikan cara kekerasan atau
menjauhkannya. Mereka akan merasa terancam, tersiksa, dan tidak nyaman jika
kita memberikan sikap diskriminatif terhadap mereka.
Namun, bukan berarti kita harus lepas tangan dalam merangkul teman-teman
kita. Sikap dari dalam diri kita sendiri yang harus dilakukan yaitu memberikan
penjelasan secara tertutup dan serius namun santai atau orang-orang sekarang
sebut deep talk.
Nah, kita perjelas secara detail apa-apa saja yang kita takutkan jika teman
kita semakin jauh terjerumus ke dunia LGBT. Kita jelaskan secara
terang-terangan kalau LGBT bisa memiliki dampak buruk. Munculkan sikap
kekhawatiran di depan teman-teman LGBT. Agar pintu hatinya bisa tergerak dalam
menerima penjelasan dari kita.
Jika kita sudah melakukan berbagai cara, maka kembali lagi ke individu
masing-masing. Mau dia menolak atau menerima tergantung dari kesadaran dirinya.
Namun, kita tidak boleh berhenti untuk merangkul dan mengajak ke hal-hal
positif dengan terus berteman dan berbagi cerita kepada teman-teman LGBT.
Sumber Bacaan:
Pambudi, A., & Yitawati, K. (n.d.). FAKTOR YANG
MENIMBULKAN PERILAKU LESBIAN, GAY, BISEXUAL DAN TRANSGENDER (LGBT) DAN
PENGATURANNYA DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA. 11.
Ritonga, E. (2019). KOMUNIKASI KOMUNITAS KHUSUS “LGBT.” Jurnal
Komunika Islamika : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Kajian Islam, 5(2).
doi: 10.37064/jki.v5i2.3997
Papilaya, J. O. (2016). Lesbian, Gay, Biseksual,
Transgender (LGBT) dan Keadilan Sosial. PAX HUMANA, 3(1),
025–034.
LGBT, Faktor Penyebab, Dampak Dan Cara Mengatasinya.
(n.d.). Retrieved December 10, 2022, from https://publika.rmol.id/read/2018/02/06/325739/lgbt-faktor-penyebab-dampak-dan-cara-mengatasinya
Kompasiana.com. (n.d.). Komentar Artikel: “Gimana
Menyikapi LGBT, La?” - Kompasiana.com. Retrieved December 10, 2022, from
KOMPASIANA website: https://www.kompasiana.com/komentar/kakola/56d3276de022bd3327137c40/gimana-menyikapi-lgbt-la
Tidak ada komentar:
Posting Komentar