Selasa, 21 Februari 2023

Temanku LGBT, Aku Harus Bagaimana?

 

Pada zaman modern saat ini, perkembangan mengenai informasi dan hal-hal menarik dari dunia luar telah berkembang dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Menyikapi fenomena tersebut, banyak di lingkungan kita sendiri belum tahu adanya penyebaran informasi terkait LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) yang telah menyebar ke seluruh wilayah dan masyarakat. Bahkan di Indonesia pun sudah banyak individu yang ikut ke dalam kelompok LGBT.

Mengapa Bisa LGBT?

Maraknya kelompok LGBT didasarkan pada kelainan orientasi seksual dan perilaku. Masyarakat Indonesia masih sangat tabu dalam wacana LGBT. Kognisi masyarakat masih kental dengan nilai-nilai norma agama dan ideologi bangsa menganggap perilaku LGBT sangat tidak pantas dan tidak sesuai dengan kehidupan masyarakat di Indonesia.

Perilaku LGBT lebih banyak dipandang sebagai gejala kelainan psikis daripada sebuah “keistimewaan” sejak lahir. Lantas, mengapa beberapa individu terjerumus kedalam kelompok LGBT? Penulis menilai ada tiga faktor penyebab utama seseorang bisa masuk ke lingkup LGBT:

Pertama, pengaruh lingkungan. Lingkungan sekitar bisa menjadi pemicu munculnya sikap kelainan pada orientasi seksual. Adanya pergaulan yang salah membuat seseorang lupa akan jati dirinya.

Terkadang seorang teman yang diketahui LGBT bisa mempengaruhi teman akrab lainnya untuk berperilaku yang sama. Lingkungan lain yaitu keluarga, Keluarga menjadi awal mulanya pembentukan karakter seorang anak. Jika seseorang mengalami pengalaman buruk dari lingkungan keluarga, bisa menjadikan dirinya seorang LGBT.

Adapun contoh, seorang anak perempuan mendapatkan perlakuan kasar dari lelaki yang ada di rumahnya atau ia melihat ayahnya berselingkuh dengan wanita lain sehingga membuat anak perempuan tersebut akan merasa benci terhadap semua lelaki dan menimbulkan perilaku LGBT.

Keharmonisan dalam keluarga sangatlah penting dalam pembentukan karakter seseorang hingga menuju dewasa. Pengajaran tentang nilai, norma, dan agama menjadi sangat penting dalam kehidupan keluarga untuk pengajaran tiap anak dalam bertumbuh.

Kedua, pengaruh genetik. Adanya perilaku LGBT dari dalam diri bisa muncul karena genetik atau keturunan. Di dalam tubuh seseorang memiliki kromosom lebih yang tidak sesuai dengan gendernya. Misalnya seorang perempuan memiliki perilaku menyerupai seorang lelaki.

Ketiga, pengaruh traumatis. Seseorang yang merasakan pengalaman buruk di masa lalu akan terus mengingat dan melekat di dalam hati dan pikirannya, sehingga membuat dirinya menjauhi segala penyebabnya.

Misal seorang perempuan yang mengalami pelecehan seksual akan selalu merasa terancam terhadap laki-laki dan tidak ingin memiliki hubungan dengan lelaki. Meski perilaku menyimpang tersebut jarang sekali dibahas di masyarakat, namun sikap dan perilaku kelainan ini dapat diubah dengan adanya bantuan dari seluruh pihak. Kita sebagai manusia “normal” harus memiliki peran dan ikut mengubah penyimpangan dengan sebaik-baiknya.

Bagaimana Cara Menyikapi Teman yang LGBT?

Mari bersama kita memikirkan dengan tenang cara menanggapi teman atau keluarga yang mengalami perilaku menyimpang tersebut. Pertama, pendekatan persuasif secara emosional. Menghadapi orang-orang yang terjerumus dalam LGBT perlu disikapi dengan baik dan tidak menggunakan kekerasan.

Cara kasar tidak akan mengubah sikap seseorang, bisa jadi sebaliknya. Pendekatan kita sebagai teman dalam hal emosional sangat penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri dari teman LGBT. Mereka akan menganggap kita sebagai pribadi yang dapat bersama dalam “keistimewaan” yang dialaminya, sehingga teman LGBT dapat menerima perkataan baik dan ajakan baik yang membantu mereka.

Kedua, bertukar pikiran dan saling berbagi cerita. Kesabaran dalam menghadapi teman yang memiliki “keistimewaan” perlu diterapkan dalam melaksanakan pendekatan. Jika kita dapat diterima oleh teman kita yang LGBT, maka kita harus perlahan memberikan pemikiran kita mengenai dampak dari LGBT tersebut ke teman kita.

Melalui cerita atau curhat colongan (curcol) bisa membangun koneksi kita lebih baik dengan teman kita yang LGBT. Gunakan bahasa yang santai namun tidak menyinggung teman ketika berbicara mengenai permasalahannya.

Sampaikan informasi mengenai ajaran-ajaran agama, norma, nilai kehidupan, dan pandangan yang positif dengan cara yang halus dan lembut lalu ajak ubah pola perilaku teman kita.

Bagaimana Kalau Tetap Tidak Mau berubah?

Teman-teman semua tetap tidak bisa memberikan cara kekerasan atau menjauhkannya. Mereka akan merasa terancam, tersiksa, dan tidak nyaman jika kita memberikan sikap diskriminatif terhadap mereka.

Namun, bukan berarti kita harus lepas tangan dalam merangkul teman-teman kita. Sikap dari dalam diri kita sendiri yang harus dilakukan yaitu memberikan penjelasan secara tertutup dan serius namun santai atau orang-orang sekarang sebut deep talk.

Nah, kita perjelas secara detail apa-apa saja yang kita takutkan jika teman kita semakin jauh terjerumus ke dunia LGBT. Kita jelaskan secara terang-terangan kalau LGBT bisa memiliki dampak buruk. Munculkan sikap kekhawatiran di depan teman-teman LGBT. Agar pintu hatinya bisa tergerak dalam menerima penjelasan dari kita.

Jika kita sudah melakukan berbagai cara, maka kembali lagi ke individu masing-masing. Mau dia menolak atau menerima tergantung dari kesadaran dirinya. Namun, kita tidak boleh berhenti untuk merangkul dan mengajak ke hal-hal positif dengan terus berteman dan berbagi cerita kepada teman-teman LGBT.

 

 -Nadia-



Sumber Bacaan:

Pambudi, A., & Yitawati, K. (n.d.). FAKTOR YANG MENIMBULKAN PERILAKU LESBIAN, GAY, BISEXUAL DAN TRANSGENDER (LGBT) DAN PENGATURANNYA DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA. 11.

Ritonga, E. (2019). KOMUNIKASI KOMUNITAS KHUSUS “LGBT.” Jurnal Komunika Islamika : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Kajian Islam, 5(2). doi: 10.37064/jki.v5i2.3997

Papilaya, J. O. (2016). Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT) dan Keadilan Sosial. PAX HUMANA, 3(1), 025–034.

LGBT, Faktor Penyebab, Dampak Dan Cara Mengatasinya. (n.d.). Retrieved December 10, 2022, from https://publika.rmol.id/read/2018/02/06/325739/lgbt-faktor-penyebab-dampak-dan-cara-mengatasinya

Kompasiana.com. (n.d.). Komentar Artikel: “Gimana Menyikapi LGBT, La?” - Kompasiana.com. Retrieved December 10, 2022, from KOMPASIANA website: https://www.kompasiana.com/komentar/kakola/56d3276de022bd3327137c40/gimana-menyikapi-lgbt-la

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar